Wednesday, October 18, 2017

Desa

Hakikat telah menumbuhkan
Sehijau nestapa yang terbawa angin
Semegah suburnya tanah ditepi sungai kecil
Dengan hamparan sawah sebagai nostalgia para lelaki
Berebut si raja terbang kecil berkicauan
Telah menyambut setelah memasuki gerbang desa kepunyaan

Cukup telusuri dengan menengok pelan
Sambil hirup udara berbau tanah itu
Lalu matamu akan menjadi berbinar
Dimanjakan oleh menjulangnya pegunungan dengan jalan berkerikil
Dengan mata air yang berbilang biru
Sangat dingin menembus tulang
Itu satu pesan
Supaya semakin kau tahu nikmat tuhan yang tidak bisa kau dustakan

Sampai di ujung pohon besar
Jalan menurun lebih baik
Sudah siapkah dengan kepungan senyum
Yang menghadang di gubuk gubuk sepanjang setapak
Para wanita bercengkerama sambil memegang tenun
Meneruskan sulamnya atau sekedar memberi nilai untuk kainnya
Mereka ibu dan juga gadis
Bersolek mengibaskan rambut hitamnya
Menjaga gubuk mereka sambil menumbuk padi dengan lesung di belakang rumah
Menjaga buah hati dan juga menjaga desa kepunyaan

Setelah setapak semakin bagus
Berhentilah di perempatan depan itu
Jalan sudah ditutup rapat
Mereka sedang menghidupkan gerak
Memberi makan anak cucu dengan budaya dan istiadat
Semua yang terlewati telah bertumpah menjadi satu di lapangan itu
Mengucap syukur dengan caranya
Karena ini acada wiwitan
Dimana padi semakin merunduk
Tanpa menunjukkan kesombongannya
Menandakan panen akan segera tiba

Pemuka desa memulai dengan salam
Memohon kembali diberi rezeki yang lebih lapang
Mereka hikmat larut dalam harap
Semakin menyadari
Dan mengutuk alam dengan semakin menjaganya~

18 oktober 2017

No comments:

In the Middle of The Sea

In the Middle of The Sea I walk in the middle of the sea, like the calm wind The water shines brightly supports the powerful feeling And ...