"Tentang mimpi dalam masa itu"
Dia terperosok lagi
Bersama debu yang menempel di wajahnya
Dia kesut dengan tangan mungilnya
lalu berkata "aku tak apa,jangan risaukan"
Dia bangkit kembali
Bersama beribu orang yang masih peduli
Saat bercengkerama ria, dialah sang ahli dalam menipu
Dengan memunculkan begitu banyak canda
Walau sebenarnya dia hanya bertopeng belaka
Dia terpuruk lagi
Oleh keadaan yang memaksanya untuk berdiam
Atas sakit dan perihnya segala masa lalu
Atas muramnya apa yang ia pikirkan
Atas kebencian dan kenistaan sebuah kemunafikan
Ia ingin menjerit membuang lara
Ia ingin tertawa lebar lebar untuk menyempitkan sunyi
Ia ingin menangis goyah untuk menghabiskan air mata
Ia memulai kembali
Sebuah depresi yang selalu tersembunyi
Ia mengacak-acak rambutnya
Mengulang memori yang pernah ia hancurkan sendiri
Dan hanya mampu berkedip sembari menguap dalam harap
Ketika dibalik remang-remang ia menguatkan kembali
Setitik cahaya di dalam hati akan sebuah mimpi
Dimana ia tak boleh mengenal kata tumbang
Hanya karna kata masa itu~
No comments:
Post a Comment