Sunday, September 24, 2017

Kenapa takut

*Kenapa takut*

Menatap asa
Hampa tak seharusnya
Mata sembab
Sedikit semakin fokus

Merasa melawan ragu
Hampir terjatuh bagai daun jati
Ingat amarah Ibu
Menjelma menjadi amanah
Meluruskan niat dalam qolbi

Tubuh ayo mendongak
Lebih tegap
Kembangkan senyum
Bersiap bertarung dalam fananya dunia
Kenapa takut?
Allah tak pernah tidur
Menjadi sutradara sempurna seluruh skenario~

Triwahyuni,24sept2017~

Wednesday, September 20, 2017

Kepergianmu

Kepergianmu~

Mata berkedip kaku seakan banyak beban yang bersinggah,
Senyumnya pun tak seindah kala itu,
Raganya ikut diam terpaku,
Menatap cahaya yang bertengger di langit tak berwarna,
Mulutnya mulai berkomat-kamit seolah ingin berkata,
Meluapkan seluruh harapan yang sudah tak bermakna,

Di samping tanah itu.
Dia mencoba menerima kenyataan yang tak pernah ia bayangkan,

Di samping tanah gersang itu pun.
Dia bernafas sesak mengulang memori yang masih tersimpan rapi,

Di samping tanah bertabur bunga itu..
Dia seolah terpukul atas kenangan yang mengajarkannya untuk mengikhlaskan.

Di samping tanah gelap itu pun.
Dia teringin kembali dalam masa itu
Dimana ia berpelukan dengan kekasih yang paling terkasihi

Di samping gundukan tanah itu pula.
Dia menghapus air matanya,
Berjalan pelan penuh haru ,
Meninggalkan pujaan yang telah tertelan bumi.

Dan setelah beranjak dari tempat itu.
Dia selalu menengadah
Memohon kepada Tuhan yang maha mengambil
Untuk menyatukannya dalam dekapan surga abadinya

Triwahyuni~

Puisi

Pedagang

Suara khas makanan mulai terdengar
Di sebelah selatan mulai aku tengok
Seorang pedagang yang menyeka keringatnya
Menuntun sepedanya penuh dengan kesigapan
Dia tertawa simpul saat menawarkan dagangannya
Walau aku tahu betapa penat yang dia rasa
Menyisakan setitik iba didalam hatiku
Aku menghentikannya dengan agak lembut
Kubeli dagangannya seada uang ku
Kini dia mengucapkan terimakasih padaku
Tentu saja aku tersenyum tanda pengahargaan
Kini dia berlalu menjajakan dagangnnya yang masih setengah isi
Membunyikan alat yang menarik anak-anak
Hanya untuk kertas bernilai atau kadang hanya recehan
Dan teruntuk yang dirumah sana
Yang mungkin menanti nya untuk menghidupkan hidup
Sederhana tanpa mengeluhkan
Menerima tanpa menyesalkan
Mengharap tanpa keterpaksaan
Karena mereka pandai dalam urusan bersyukur kepada sang kuasa~

Triwahyuni~

Tuesday, September 19, 2017

Tuan kopi

*TUAN KOPI*

Tuan
Bolehkah saya bertanya sebagai pecandu kopi
Yang selalu saya merasa senang bisa menyeruputnya
Membiarkan lidah saya bermain rasa
Menyeduh secangkir kopi sambil bernostalgia sendiri

Bukanlah pertanyaan yang menganjal pikiran tuan
Tapi bisa saja tuan mendermawankan roti tawar dimeja itu
Untuk menganjal lapar orang dibawah anda itu
Bukankah kopi anda sudah menghidupi anda secara cukup?

Tidak tuan
Saya hanya sebagian kecil dari butiran kopi itu
Yang menyukai harumnya saat disangrai
Menjadikan biji demi biji itu tersaji menjadi bubuk
Tumbuh menjadi materi yang saya hidupkan untuk tanggungan saya
Sedangkan rumah yang saya bangun mati-matian itu sedikit condong
Bahkan hampir roboh

Tuan
Saya langsung saja ke pertanyaan
Karena saya takut anda murka
Memasang indra seksama demi derajat manusia yang ternilai tahta dibawah anda
Saya hanya rakyat jelata tuan
Meminta balas kasihan untuk membenahi atap berlindung hujan
Tuan
Mengapa kopi bisa menjadi pengobat rindu?
Ketika waktu itu saya juga pernah menjadi tuan kopi
Yang memakan karma karena tak mengenal kata berbagi

Triwahyuni,18sept2017

In the Middle of The Sea

In the Middle of The Sea I walk in the middle of the sea, like the calm wind The water shines brightly supports the powerful feeling And ...