Tuesday, January 30, 2018

Senja

SENJA MURAM

Senja muram beribu kebisuan
Kuputar nostalgia dalam ritme sederhana
Di himpunan layaknya kaset berceceran
Tak ayal debu berani menyapu wajah gadis itu
Walau sang penyanyi melantunkan "you beautiful and look perfect"
Tapi semahal apapun recehan rayuan
Tak bisa sedikitpun menganggu mulutnya yang konsisten membungkam

Permisi,
Gadis yang meratui jagat yang menyempitkan dunia nya
Dunia yang manusia pikir sangat kumuh
Ketika satu hati Dia bilang bercabang menjadi dua
Yang sangat egois memihak kesatuan yang gelap gulita
Tentu saja dendam nya

Di ujung januari dua tahun yang lalu
Terlampaui secepat kereta di awal februari tahun ini
Tiadalah munafik mulut manis gadis itu
Bercakap sekejap A sampai Z tanpa lelucon
Namun tiada ringkasan yang dapat tertulis dalam frase
Hingga si penulis hanya bisa menuliskan
Berdamailah dengan hatimu wahai gadis berambut ikal
Agar suatu saat waktu membenahi semua
Dan dikau lantang berteriak " inilah saya yang siap terlahir kembali untuk mencoba berdamai dengan diri sendiri dan masa silam"-

Tue,30jan

Tuesday, January 16, 2018

Bukankah?

BUKANKAH

Malam biaskan kelam
Hati hitam telah bersarang
Mengutuk putih cahaya
Di seperempat jam pertama
Telah dikau ramaikan
Segala gundah melimpah ruah
Tepat ketika rembulan berkedip.

Malam mengundang hujan
Menguyur resah hati lelah
Dibelakang pintu
Dikau cairkan
Segala air mata bukan tipuan belaka
Menyamai derasnya bumi menangis
Bukankah hatimu benar benar dimiliki?
Bukankah hatimu dapat berbalik?
Karena ini bukan lagi salah
Jika aku tanyakan bukankah hatimu kini berkhianat?

Tue,16jan2018

Tuesday, January 2, 2018

Kembalilah

KEMBALILAH

Kembalilah nona dengan wajah merona
Temuilah tuan yang duduk di dipan
Gunakan syal merah muda mu itu
Dengan payung merah mencolok mata
Tanpa melupakan perhiasan yang menjadikanmu sesempurna wanita
Alangkah anggunnya wahai nona
Walau gaun mu berseri tampak mewah
Berjalan apik dengan sepatu bukan hak tinggi
Dengan paras manis memikat menghipnotis dengan lesung pipinya
Betapa terseret kembali hati tuan
Bak bermimpi bertemu ibu peri
Kali ini tuan benar benar bertemu bidadari
Memberi isyarat kepada nona dengan tatapan langka namun menusuk
Tuan sudah tepat didepan mata nona
Keduanya seakan lupa
Akan kisah cinta dimusim hujan
Ketika mereka bersama menghidupkan asmara
Namun petaka diujung semakin tak mau pergi
Mereka memutuskan menyebrang berbeda jembatan
Walau sebenarnya mendekam batu cinta
Untuk itu lupakanlah
Kembalilah nona
Kembalilah dalam pelukan tuan..~

Tue,2jan

In the Middle of The Sea

In the Middle of The Sea I walk in the middle of the sea, like the calm wind The water shines brightly supports the powerful feeling And ...