Friday, March 23, 2018

Nona Teh

NONA TEH

Barisan rindu para perjaka
Merapat di warung mbok sri pagi buta
Seolah berlari hendak memesan
"Mbok teh manis satu, teteh yang lebih manis dimana?"
Mereka nyengir mendengarnya
Godaan paling murah tentunya

Si nona yang melayangkan mata keluar
Tanpa rias ataupun make up
Tersenyum lalu membiaskan
Seolah cahaya saja
Mereka nyengir
Godaan paling berat tentunya

Nona menuju perkebunan milik bos galak itu
Berjalan di terjalnya jalan rasanya kasihan sekali
Gadis secantik dia harusnya bersepatu kaca
Bukan tidak beralas kaki
Menjadu buruh tidak permanen
Yang setiap pagi bertemu embun memetik daun kesayangannya
Mereka yang melihatnya
Memang anggun sekali
Mereka nyengir
Amboi, bagai bidadari saja
Godaan paling manis rupanya

Selepas ini hendak kemana nona ?
Sudahkah kau tengguk teh pagi tadi?
Dengan gula sedikit saja nona
Karena kami tahu mereka selalu nyengir
Melihat manis mu melebihi gula apapun
"Bagi kami teh , mbok sri!"
Atau kami akan terus menggoda anakmu
Dengan datang ke rumah mu sekali saja
Membawa cincin dan segudang teh~

Saturday,march 24

Monday, March 12, 2018

Pelita

Pelita

Indera menyipitkan
Atas perintak tuan otak
Tak kuasa mengedip kilat
Hanya memandang disudut kamar

Indera mendengar seksama
Walau tidaklah rawan bahaya
Duh,mana kau tahu
Setiap kosong suram membawa gosong
Diantara hitam dan tajamnya lidah

Pelita bagai mahligai
Vegetasi pun menyukainya pertama
Membuktikan dengan oksigen yang hidup
Namun hewan lebih mencintainya kedua
Memberi hakekat dengan sedikit rayuan gombal
Yang menghidupkan alam pula dalam ekosistem
Datanglah datang
Manusia picik berbau tanah
Meragukan pelita sebagai jalan tauhid
Ingatlah Kun
Jadi jadilah hancur hancurlah
Tuhan Mu lebih dari Maha Suci Allah
Menjadikan pelita sebagai kalam yang meluruskan

Manusia,Mendekatlah!

Mon,12march2018

Di balik remang-remang

Remang-remang cahaya bersinar seredup hancurnya lara
Menyambut kelabut sunyi yang akan merasuki
Menghantam kokohnya jiwa ditengah kedamaian

Remang-remang cahaya berkedip bersama air hujan
Yang menguyur gelapnya dunia
Lalu bersekongkol dengan petir yang menyambar isi bumi tercinta

Remang-remang cahaya berdiri diatas sucinya kata
Membuatku teringin merangkai kata dalam sebait puisi cinta
Dengan pena seadanya aku memulai dari tokoh 'aku'
Dan berakhir dengan kata 'kamu'
Karena aku pun juga mendambakan cinta atas segala bentuk

Remang-remang cahaya dibalik takjubnya malam
Menyadarkan setiap insan untuk terus melaju
Walau batu besar menghalang disetiap tempuhan

Remang-remang cahaya mulai berceloteh manja
Menasehati ku untuk terus berharap
Dalam besarnya mimpi yang mampu menerbangkan
Kemanapun aku akan menuju

Remang-remang cahaya dengan seberkas teka-teki
Mengantarkan ku menuju nirwana atas nama impian
Dibalik gigihnya usaha
Dan tak letihnya menyisipkan doa disetiap masih membuka mata

Lendah,1 november 2017

In the Middle of The Sea

In the Middle of The Sea I walk in the middle of the sea, like the calm wind The water shines brightly supports the powerful feeling And ...